Mentalitet Pembangunan


.


Mentalitet Pembangunan

Nilai mentalitet pembangunan adalah:
v  Nilai budaya yang berorientasi ke depan akan mendorong manusia untuk melihat dan merencanakan masa depan dengan lebih baik, lebih seksama, teliti, berhati-hati dan berhemat untuk mengakumulasikan modal untuk pembangunan.
v  Sifat hemat
v  Ekplotasi dan eksploitasi terencana an terukur
v  Pandangan hidup yang menilai tinggi achievement dari karya
v  Kurang berorientasi vertical, pede dan bertanggung jawab.
Kekurangan mentalitet kita untuk pembangunan
v  Konsepsi berdasarkan system nilai budaya sejak lama (asli)
v  Konsepsi pandangan dan sikap mental sejak zaman revolusi
  1. Hakekat hidup dan karya
  2. Persepsi waktu
  3. Hakekat hubungan manusia dengan alam
  4. Hubungan manusia dengan sesama
Kelemahan yang timbul setelah revolusi
Bangga menjadi negara yang berdaulat revolusi telah membawa kerusakan fisik dan mental masyarakat bangsa kita
Maka akibatnya:
v  Usaha rehabilitasi prasarana, ekonomi diabaikan
v  Sifat mentalitet yang meremehkan mutu
v  Mentalitet yang suka menerabas
v  Tidak pede
v  Tidak disiplin
v  Mengabaikan rasa tanggung jawab
Hal positif dan negatif dari orientasi vertikal
  1. Positif
Taat dan patuh terhadap peraturan dan perundang-undanganserta dapat membentuk terciptanya keseimbangan hak dan kewajiban.
  1. Negatif
Menyebabkan sifat: tidak pede, tidak bertanggung jawab, tidak ada kreatifitas dan inovatif serta tidak disiplin.

Manusia sebagai Mahluk Individu


.


Manusia sebagai Mahluk Individu

Individu berasal dari kata in devided. Dalam bahasa inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu adalah tidak terbagi atau satu kesatuan yang tidak dapat di pisakan lagi.
Manusia lahir sebagai mahluk individual yang bermakna tidak terbagi atau tidak terpisahkan antara jiwa dan raga. Dalam perkembangannya, manusia sebagai mahluk individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya termasuk kemampuan kecakapannya. Setiap manusia memiliki perbedaan hal itu dikarenakan manusia memiliki karakteristik  yang berbeda, seperti sifat, watak, keinginan dan cita-cita.

Personality (kepribadian)
            Personality adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa, perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu atau personality adalah ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten.
Unsur-unsur personality :
1.      Pengetahuan
·         Persepsi
·         Apersepsi
·         Pengamatan
·         Konsep
·         Fantasi
2.      Perasaan
3.      Drive (dorongan)

Pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi :
·         Pandangan Nativistik
Bahwa pertumbuhan individu di pengaruhi oleh faktor dari dalam individu itu sendiri, bakat dan potensi termasuk hubungan atau kemiripan dengan orang tuanya.
Misal : bila ayahnya seniman maka anak akan menjadi seniman pula.
·         Pandangan empiristik
Bahwa pertumbuhan individu semata-mata di dasarkan atas lingkungan karena lingkunganlah  yang akan menentukan pertumbuhan seseorang.
·         Pandangan Konvergensi
Bahwa pertumbuhan individu dipengaruhi oleh faktordari individu dan lingkungan.

Manusia sebagai individu akan berusaha :
a.       Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.
b.      Mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia
c.       Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani.
d.      Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri dari kesejahtraan hidupnya.


Manusia sebagai Mahluk Sosial

            Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, karena manusia membutuhkan orang lain dalam menjalani hidupnya dan ,manusia tidak dapat hidup sendiri.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan yaitu :
a.       Manusia tunduk pada aturan dan norma
b.      Prilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c.       Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d.      Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup ditengah-tengah manusia.
e.       Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi-implikasi
1)      Kesadaran akan ketidak berdayaan manusia bila seorang diri.
2)      Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
3)      Penghargaan akan hak-hak orang lain.i
4)      Ketaatan terhadap norma-norm a yang berlaku.

Keberadaannya sebagai makhluk sosial, menjadikan manusia melakukan peran-peran sebagai berikut :
1)      Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.
2)      Membantu kelompok-kelompok sosial
3)      Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok.

Kondisi Metal Manusia Indonesia


.


Kondisi Mental Manusia Indonesia
Kehidupan manusia dengan permasalahannya sangat dipengaruhi oleh bermacam-macam kondisi :
·       Kondisi Geografi
Menjadi dasar persamaan, perbedaan, dan keunkan (bhineka tunggal ika) kehidupan diwilayah-wilayah. Berpengaruh pada sosekpolbudhankam serta iklim Indonesia yang tropis.
Iklim berpengaruh pada mata pencaharian. Keadaan Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau berpengaruh pada transfortasi dan komunikasi serta pembangunan tidak merata yang mendorong penduduknya untuk melakukan urbanisasi.
·       Kondisi Histori
Keadaan hstoris di Indonesia dipengaruhi oleh penjajahan zaman dahulu yang berjalan cukup lama.
·       Kondisi Social budaya
Geografi dan historis berpengaruh pada social budaya, sikap mental dan tingkah laku manusia Indonesia serta adat atau tradisi yang beraneka ragam. Seperti adanya kepercayaan animism, dan dinamisme serta tradisi gotong royong
·       Social ekonomi
Kehdupan social ekonomi Indonesia mulai dari tingkat meramu sederhana, ke tingkat meramu yang lebih maju. Kemudian ke tingkat bercocok tanam sederhana ke tingkat pertanian maju.
WW. Rostow mengemukakan bahwa kondis social ekonomi masyarakat berkembang dalam lima tahap :
a.             Masyarakat tradisional
b.            Pra kondisi untuk tinggal landas
c.             Tingga landas
d.            Dorongan kea rah kematangan
e.            Masa konsumsi massal yang tinggi.
·       Social politik
Menyangkut konsep pemerintahan dan kenegaraan yang berlangsung (daya adaptasi)
·       Sosila psikologi
Kondisi social psikologi Indonesia meliputi :
a.             Daya rasionalnya
b.            Emosinya
c.             Sikap mental
d.            Motivasi
e.            Harga diri
3 golongan ciri-ciri mental manusia Indonesia :
1.            Ciri mental asli
Sudah berkembang berabad-abad lamanya berkembang sejajar denganperkembangan kebudayaan suku-suku bangsa Indonesia di daerah-daerah khusus di wilayah Negara Indonesia.
Yang digolongkan manusia Indonesia asli menurut Koentjaraningrat yaitu golongan petani yang merupakan golongan terbesar penduduk Indonesia. Golongan ini bermukim di daerah pedesaan dengan system nilai social budaya yang telah mendalam berabad-abad (terutama di pulau Jawa) mentalis petani ini masih tercermin pada penduduk kota yang belum dapat melepaskan dari pengaruh mentalitas petani.
2.            Ciri mental yang berkembang sejak zaman penjajahan
Golongan penduduk ini terdapat di kota yang pengaruh pemerintahan penjajah secara langsung dan mantap mempengaruhinya. Ditunjang dengan pengaruh keratin. Mentalitas ini sangat mendalam pada golongan pegawai pemerintah penjajah (golongan priyai) disebut juga mentalitas priyai.
3.            Ciri-ciri mental yang berkembang sejak zaman perang dunia II.
ü Mentalitas meremehkan mut
ü Mentalitas suka menerabas
ü Tidak percaya pada diri sendiri
ü Tidak berdisiplin murni
ü Mengabaikan tanggung jawab
4.            Ciri mental manusia Indonesia yang lainnya (Mchtar Lubis)
§  Hipokritis atau munafik
§  Feodalisme
§  Masih percaya pada tahayul
§  Artistic

























Manusia dan Lingkungan


.



Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan-aturan Tuhan.
Lingkungan merupakan suatu media dimana mahluk hidup tingal, mencari penghidupan dan memiliki karakter serta fungsi karakter yang khas.
Relasi manusia dan lingkungan adalah yang timbal balik dan simbiotik mutualisme. Hal ini disebabkan karena manusia hidup di alam lingkungan hidup dan alam sebagai lingkungan hidup juga membutuhkan manusia sebagai pelestariannya. Maka dapat di katakan mausia butuh alam untuk kehidupannya dan alam juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya.
            Kita ketahui dalam al-Quran tertulis firman alloh tentang manusia dan lingkungan yang berbunyi “wa idzqala rabbuka lil malaikati inni ja’ilun fi al ardhi khalifah”. Yang artinya : “dan ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat, sesungguhnya aku akan menciptakan khalifah di dunia”.  Oleh sebab itu di dalam konsep islam, maka terdapat 2 fungsi manusia dlam kehidupannya,yakni:
1.      Sebagai abdun atau hamba Alloh. Maka di sini fungsi manusia adalah untuk melakukan pengabdian.
2.      Sebagai khalifah atau wakil Alloh dibumi. Maka memilki fungsi amanah, tanggungjawab, wewnang, kebebasan nementukan pilihan dan kreavitas akal. Sehingga di sini fungsi manusia lebih banyak untuk di luar dirinya, manusia lain dan alam seluruhnya.

Sehingga disini di harapkan supaya bisa memahami dalam  pengembangan dan pemeliharaan lingkungan, bagaiman apengaruh lingkungan bagi diri dan masyarakat serta bagaimana bila manusia mengembangkan lingkungan tanpa dilandasi nilai-nilai moral, etika dan religi.

MANUSIA, NILAI, MORAL, NORMA DAN HUKUM


.



1.  NILAI (VALUE)
Dalam kehidupan sehari – hari manusia selalu berkaitan dengan nilai
Bukti        : Menyatakan sesuatu itu baik / buruk “Rumah itu bagus… !”
Nilai menjadikan manusia terdorong untuk  melakukan tindakan agar harapan itu terwujud dalam kehidupannya. Nilai diharapkan manusia, sehingga mendorong manusia berbuat.
Contoh : Keindahan, Keadilan, Kemanusiaan, Kesejahteraan, Kearifan, Keanggunan, Kebersihan, Kerapihan, Keselamatan dll.
Beberapa pengertian tentang Nilai (Value)
Ø  Menurut Poerwodarminto, nilai diartikan:
a.    Harga dalam arti taksiran, misalnya nilai emas;
b.    Harga sesuatu, misalnya uang;
c.    Angka, misalnya skor ;
d.    Kadar, misalnya mutu; dan
e.    Sifat – sifat atau hal penting bagi kemanusiaan.
Ø  Menurut sumber lain, nilai diartikan :
-      Suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang.
-      Kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi manusia baik lahir maupun batin.


Sesuatu di anggap bernilai atau memiliki nilai, apabila sesuatu itu memiliki sifat :
a.    Menyenangkan (peasent)
b.    Berguna (useful)
c.    Memuaskan (satisfying)
d.    Menguntungkan (profitable)
e.    Menarik (interesting)
f.    Keyakinan (belief)

Nilai memiliki beberapa aliran, yaitu :
1.     Aliran objektivisme / idealism
Nilai itu objektif, ada pada setiap sesuatu. Tidak ada yang diciptakan di dunia tanpa ada sesuatu nilai yang melekat di dalamnya. Segala sesuatu ada nilainya dan bernilai bagi manusia, hanya saja manusia belum tahu nilai apa dari objek tersebut.
2.    Aliran subjektifisme
Nilai suatu objek terletak pada subjek yang menilainya. Misalnya, air menjadi sangat berharga daripada emas bagi orang yang kehausan di tengah padang pasir.
3.    Aliran yang menggabung keduanya
Adanya nilai ditentukan oleh subjek yang menilai dan objek yang dinilai.
Sebelum ada subjek yang menilai maka barang atau objek itu tidak bernilai.
Contoh : Harta Karun

Prof. Notonegoro mengklasifikasikan 4 nilai :
1.     Nilai Materiil, yaitu sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia;
2.    Nilai Vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan kegiatan;
3.    Nilai Kerohanian, yaitu :
a. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal pikir manusia (rasio, budi dan cipta),
b. Nilai estetika (keindahan) yang bersumber pada rasa manusia,
c. nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada kehendak keras, karsa hati dan nurani manusia;
4.    Nilai Religius (Ketuhanan) yang bersifat mutlak dan bersumber pada keyakinan manusia.
Hakikat Nilai dan Moral
Nilai dan Moral berhubungan dengan Etika…
Ada 3 jenis makna etika :
1.     Etika adalah nilai – nilai atau norma – norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya,
2.    Etika adalah kumpulan asas atau nilai moral (etika yang dimaksud adalah kode etik).
3.    Etika adalah ilmu tentang baik dan buruk (etika yang dimaksud sama dengan istilah filsafat moral).




2.  MORAL
Moral berarti akhlak (dalam bahasa arab) atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.
Morak = etika, etik, akhlak, kesusilaan dan budi pekerti.
Dalam bahasa Yunani “ethos” yang menjadi “etika” adalah ajaran tentang baik – buruk yang diterima masyarakat umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban dsb.
Hubungan nilai dengan moral
Moral adalah bagian dari nilai, yaitu nilai moral. Tidak semua nilai adalah moral. Nilai moral berkaitan dengan tingkah laku / perilaku manusia (human) tentang hal baik – buruk.
Dalam filsafat, nilai dibedakan menjadi 3 jenis :
1.     Nilai logika yaitu nilai tentang benar – salah,
2.    Nilai etika yaitu nilai tentang bai – buruk, dan
3.    Nilai estetika yaitu nilai tentang indah – jelek.
Nilai etik/etika adalah nilai tentang baik – buruk yang berkaitan dengan perilaku manusia. Jadi kalau kita mengatakan etika orang itu buruk, bukan berarti wajahnya yang buruk tetapi menunjuk perilaku orang itu yang buruk.
Nilai etik adalah nilai moral. Jadi, moral yang dimaksudkan adalah nilai moral sebagai bagian dari nilai.

3.  NORMA
Norma merupakan kongretisasi dari nilai (perwujudan dari nilai). Setiap norma pasti mengandung nilai di dalamnya. Nilai sekaligus menjadi sumber bagi norma, tanpa ada nilai tidak mungkin terwujud norma, tanpa dibuatkan norma maka nilai yang hendak dijalankan itu mustahil terwujud.
Contoh : “ dilarang buang sampah disini …!” bunyi tersebut merupakan norma. Norma tersebut dimaksudkan agar terwujud nilai kebersihan.
Akhirnya, yang tampak dalam kehidupan dan melingkupi kehidupan kita bukan nilai, tetpi norma atau kaidah.
Norma atau kaidah adalah ketentuan – ketentuan yang menjadi pedoman dan panduan dalam bertingkah laku di kehidupan masyarakat. Norma sebagai anjuran untuk berbuat baik dan larangan untuk berbuat buruk dalam bertindak sehingga kehidupan ini menjadi lebih baik.
Norma yang berlaku di masyarakat:
1.     Norma agama, yaitu peraturan hidup manusia yang berisi perintah dan larangan yang berasal dari Allah.
2.    Norma moral/kesusilaan, yaitu peraturan/kaidah hidup yang bersumber dari hati nurani dan merupakan nilai – nilai moral yang mengikat manusia.
3.    Norma kesopanan, yaitu peraturan/kaidah yang bersumber dari pergaulan hidup antar manusia.
4.    Norma hokum, yaitu peraturan/kaidah yang diciptakan oleh kekuasaan resmi atau Negara yang sifatnya mengikat dan memaksa.
4.  Hukum
Hukum pada dasarnya adalah bagian dari norma yaitu norma hukum.
Perbedaan norma hokum dengan norma lainnya:
1.     Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri, yaitu dari kekuasaan lembaga resmi dan bewenang.
2.    Norma hukum dilekati sanksi pidana atau pemaksa secara fisik, norma lain tidak dilekati sanksi pidana secara fisik.
3.    Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh aparat Negara.
  
Sikap pelanggar norma :
1.     Orang yang melanggar norma kesopanan tidak mempunyai rasa malu bila disisihkan dari pergaulan.
2.    Orang yang melanggar norma kesusilaan tidak akan merasa menyesal.
3.    Orang yang melanggar norma agama tidak akan takut terhadap sanksi akhirat.
Bagi orang – orang yang demikian dapat menimbulkan kekacauan di masyarakat. Maka norma hukum perlu dipaksakan agar orang – orang mematuhi peraturan hidup.
Norma hukum diperlukan karena :
1.     Bentuk sanksi dari ketiga norma belum cukup memuaskan dan efektif untuk melindungi keteraturan dan ketertiban masyarakat.
2.    Masih ada perilaku lain yang perlu diatur di luar ketiga norma diatas (contohnya, perilaku di jalan raya).
Norma hukum berasal dari norma agama, kesusilaan dan kesopanan. Isi ketiga norma tersebut dapat diangkat sebagai norma hukum.